Diperlukan
suatu pendekatan multidisiplin sebelum memulangkan bayi premature ke rumah.
Orangtua harus belajar merawat anaknya yang memerlukan perhatian khusus. Di
Negara-negara maju, orangtua belajar tentang pemberian oksigen, monitor apnoe,
dan resusitasi kardiovaskular. Kriteria social untuk memulangkan bayi premature
meliputi keyakinan bahwa orangtua dapat memenuhi kebutuhan dasar bayinya dan
mengetahui cara pengenalan masalah yang mungkin ada setelah bayi dipulangkan.
Tidak
ada batasan berat badan dalam memulangkan bayi prematur, tetapi dipakai batasan
medis berikut:
- Temperatur tubuh tetap stabil saat bayi berada di luar inkubator; biasanya saat bayi berumur 34 minggu atau berat badan sekitar 2000 gram.
- Bayi dapat minum dengan mulut secara baik untuk mencapai kenaikan berat badan sekitar 20-30 gram per hari.
- Bayi tidak mendapatkan pengobatan yang memerlukan pengawasan di rumahsakit.
- Tidak ada perubahan berarti dalam pengobatan atau pemberian oksigen tambahan menjelang pulang.
Cara
pemberian minum, kecukupan kalori, kecukupan cairan dan pemberian suplemen
vitamin dan mineral harus diperhatikan dan diawasi dengan baik. Nasehat dokter
diperlukan dalam hal meneruskan atau menghentikan pengobatan. Kecukupan kalori
nutrisi perawatan pasca NICU sedikit di bawah kecukupan di ruang NICU.
Kebutuhan kaori saat pulang minimal 100 kkal/kg/hari. Bayi yang mendapat susu
formula dengan osmolaritas lebih dari 60 kkal per 100 ml, mempunyai resiko
untuk menderita atau mengalami dehidrasi
hiperosmolar. Bila ada muntah atau diare, sebaiknya dinilai dokter.
Susu
formula khusus prematur dapat diubah menjadi susu formula biasa saat bayi
mencapai usia 40 minggu kehamilan atau berat badan lebih dari 2500 gram. ASI
mempunyai efek perlindungan terhadap infeksi. Selain itu bayi yang mendapat ASI
mempunyai skor perkembangan pada usia 18 bulan yang lebih baik dibandingkan
dengan bayi yang mendapat susu formula. Penambahan Human Milk Fortifier (HMF) dapat
diberikan untuk menambah kalori yang tidak membahayakan. Bayi diberi
minum setiap 2 atau 3 jam sekali; sebagai patokan kasar untuk menilai kecukupan
cairan adalah dengan menghitung frekuensi buang air kecil. Dianggap normal bila
lebih dari 5 kali dalam sehari.
Makanan
padat baru dapat diberikan setelah bayi berusia 4 bulan usia koreksi. Susu sapi
sebaiknya diberikan setelah 12 bulan usia koreksi. Pada bayi dengan berat badan
lahir sangat kecil atau pasca sakit berat, pemberian ASI atau susu formula saja
dapat lebih lama sampai mencapai berat yang sesuai dengan usia koreksi.
Dalam
2 tahun pertama, pertumbuhan disesuaikan dengan usia koreksi. Setelah 2 tahun,
grafik pertumbuhan sama seperti yang lain. Dimasa awal, bayi premature
mengalami pertumbuhan yang sangat cepat (catch-up growth). Pertumbuhan cepat
yang pertama kali dapat dilihat adalah pada lingkar kepala, kemudian baru berat
badan dan panjang badan. Pertumbuhan cepat ini berlangsung sampai usia 3 tahun.
Bayi prematur dengan berat badan lahir kurang menurut usia kehamilan atau intrauterine
growth retardation dan bayi prematur dengan gangguan pertumbuhan saat catch-up growth mempunyai resiko tinggi
untuk mengalami gangguan tumbuh kembang atau menderita masalah kesehatan lain
dibandingkan denagn yang normal masa pertumbuhan cepatnya. Mensturasi pertama
bayi prematur nantinya akan lebih lambat dibandingkan dengan bayi yang cukup
bulan.
Perkembangan
bayi premature juga dinilai berdasarkan usia koreksi, sampai 2 tahun. Ada beberapa cara skrining yang digunakan seperti Denver
pre-screening Developmental Questionnaire, Denver Developmental Test, dan
Gesell Screening Inventory. Tes ini tidak dapat menggantikan
pemeriksaan fisik dan neurologis. Bila didapatkan masalah atau gangguan dalam
perkembangan sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter ahli perkembangan.
Jumlah
jam tidur bayi prematur dalam sehari lebih lama dari bayi cukup bulan. Tetapi
karena bayi prematur harus lebih sering minum, maka lamanya tidur dalam satu
periode lebih pendek. Pelatihan suasana di NICU dan ruang perawatan yang bising
ke rumah yang lebih tenang, membutuhkan adaptasi yang agak lama. Karena itu
dianjurkan setibanya dirumah, dipasang musik yang agak keras dan lampu yang
agak terang, yang kemudian perlahan-lahan dikecilkan dan diredupkan. Walaupun
angka kejadian Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) di Indonesia tidak terlalu menonjol, sebaiknya posisi tidur diawasi.
Perhatikan juga jalan nafas agar jangan sampai tersumbat. Dalam suatu
penelitian berskala besar, bayi prematur cenderung menjadi kidal atau tangan
kanan dan kiri sama baiknya (ambidextrous).
Strabismus atau mata juling biasa didapatkan pada bayi prematur.
Dokter mata sebaiknya menilai keadaan mata, terutama bila strabismus menetap
sampai usia lebih dari 9 bulan. Selain itu bila didapatkan ROP, harus diawasi
lebih ketat.
Bayi
prematur juga mempunyai resiko mengalami gangguan pendengaran yang lebih
tinggi. Uji pendengaran dengan Brainstem Auditory Evoked Potential dapat dilakukan satelah keadaan memungkinkan. WHO membuat batasan
kehilangan pendengaran bila ada kekurangan pendengaran lebih dari 25dB pada
frekuensi 500, 1000, dan 2000 Hz pada telinga yang relatif lebih baik. Dengan defenisi ini sekitar 5% bayi prematur
yang lahir kurang dari 32 mingggu masa kehamilan, akan mengalami kehilangan
pendengaran pada usia 5 tahun. Orang tua harus memperhatikan apabila ada tanda
gangguan pendengaran secara dini.
Iminusasi dilakukan berdasarkan usia kelahiran, bukan usia koreksi. Tetapi pemberian vaksin hepatitis B sebaiknya ditunda sampai berat badan mencapai minimal 2000 gram. Dosis imunisasi sama seperti bayi cukup bulan. Dianjurkan pada bayi prematur diberikan vaksin difteri yang aselular, yang sekarang sudah ada di Indonesia dengan harga yang relatif mahal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar