Tampilkan postingan dengan label Stay at home mom. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Stay at home mom. Tampilkan semua postingan

Minggu, 16 September 2012

Beautiful Chaos

Oleh: Zyeril R.M.


Dulu waktu saya bekerja Full-time di kantor dan mengalami masa jenuh, saya selalu membayangkan betapa enaknya menjadi ibu rumahtangga. Punya lebih banyak waktu sama anak, di rumah bisa santai, gak kena macet dan bisa suka-suka saya mau ngapain saja. Ternyata….!! Saya salah besar! Angan-angan saya buyar seketika saat saya dapat kesempatan untuk berhenti bekerja dan menjadi a full-time stay at home mom alias…ibu rumahtangga.


Menjadi full-time mom menurut saya adalah pekerjaan yang paling mulia; tapi pada saat yang bersamaan juga merupakan pekerjaan yang sangat berat dan penuh tanggungjawab. Saya angkat topi deh…(dan empat jempol ;p) untuk profesi yang satu ini.


Kalau dipikir-pikir, ibu rumahtangga bekerja lebih dari 8 jam sehari, 7 hari seminggu, gak ada upah lemburnya, dan belum tentu dapat cuti rutin. Meskipun ada yang bantu-bantu di rumah, tetap saja pekerjaan rasanya gak ada habis-habisnya. Selalu ada yang harus dirapihkan, dibersihkan, atau dicuci. Menjadi bos sekaligus jadi pegawai bagi diri sendiri.


Saat saya beralih profesi dari bekerja kantoran ke bekerja di rumah, saya sempat mengalami ‘culture shock’. Saya pikir..waduh…kok kayaknya pekerjaan saya gak selesai-selesai ya… Habis urusan rumah, urusan anak sudah menunggu; mulai dari bangun pagi, siang sepulang sekolah, les, sampai malam hari saat akan tidur. Belum lagi saat suami pulang dari kerja.


Rutinitas kegiatan sehari-hari juga tidak ada tandingannya. Dibutuhkan mental baja dan pikiran positif untuk menyambut hari dan memulai kegiatan yang itu-itu juga, yang nyaris gak ada bedanya dari hari kehari; sungguh tidak bisa dianggap enteng. Undangan dari teman untuk bertemu atau sekedar kumpul-kumpul merupakan kegiatan refreshing yang selalu ditunggu dan jadi penyemangat. Gak harus lama, cukup satu atau dua jam but it can really boost our spirit..hehehe.


Namun harus saya akui, imbalan yang didapat dari kerja keras mengurus rumah dan keluarga tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Kepuasan yang dirasakan benar-benar bisa membuat saya merasa senang, tenang dan puas. Segala kelelahan dan kejenuhan yang terkadang muncul…lupa sudah ;)
Teman atau anggota keluarga yang lain kadangkala bilang ke saya kalau mengurus rumah jangan terlalu dipaksakan; gak selesai hari ini, sambung lagi besok. Atau kalau piring gak kecuci malam ini, besok pagi saja dilanjutkan. Saran mereka sih..pernah beberapakali saya coba jalankan, tapi berhubung saya orangnya agak sedikit perfeksionis, yang ada saya malah jadi kepikiran dan gak tenang sampai mau tidur aja ragu-ragu karena tahu ada yang belum beres. Alhasil besok-besok I make sure everything is tidy and in order before I call it a night and go to bed. Betapapun chaotic-nya pekerjaan rumah saya, it still is a beautiful chaos.

Saya semakin sadar betapa berharganya waktu untuk diri sendiri. Dibanding dulu saya juga jadi semakin menghargai para ibu rumahtangga lainnya yang selalu bangun paling pagi dan tidur paling akhir; memastikan seisi rumah sudah rapi dan beres. Setelah untuk beberapa lama menjalani ‘profesi’ yang satu ini, I would say that I’m so proud to be a full-time mom. 

Dan untuk para suami di luar sana (yang punya istri berprofesi sebagai ibu rumahtangga), you should be too!